Isi:

• Apa arti istilah Superfood?
• Minyak Kelapa
• Buah Goji
• Penelitian tentang Buah Goji
• Kontraindikasi

Sejak dahulu manusia selalu mencari zat, mineral, dan benda baru untuk meningkatkan kualitas hidup, memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus bertambah, atau memberikan rasa telah membuat pilihan yang tepat. Popularitas gaya hidup sehat yang terus meningkat tidak berbeda. Ini tentu saja tren yang sangat positif, tetapi juga ada ekstremnya. Harus diingat bahwa di mana pun produk menjadi populer, selalu ada seseorang yang mencoba menghasilkan uang darinya dan meyakinkan konsumen bahwa produknya adalah yang terbaik, tapi apakah memang demikian? Itulah yang akan kita bahas hari ini.

Apa arti istilah Superfood?

"Superfood" adalah istilah yang relatif baru. Ini merujuk pada makanan alami yang tidak diproses dan kaya nutrisi, yang jumlah dan sifatnya diyakini memberikan efek menguntungkan bagi tubuh manusia. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1998 dalam jurnal Nature Nutrition. Orang yang menerbitkan artikel tersebut adalah Bapak Aaron Moss. Istilah ini dengan cepat menjadi populer dan menjadi istilah yang semakin luas. Istilah ini muncul di surat kabar, majalah, dan artikel yang bertujuan memperluas pengetahuan tentang topik yang berkaitan dengan pola makan dan gaya hidup sehat.

Superfood sangat terkait dengan tren, sehingga daftar apa yang dianggap super oleh pendukung istilah ini dan apa yang tidak boleh dianggap demikian bersifat dinamis dan terus berubah. Produk baru ditambahkan, yang lain dihapus. Banyak daftar memuat contoh produk yang sama yang diklaim memiliki nilai gizi unik. Namun, ini tidak berarti semua produk yang disebut dengan istilah ini buruk dan benar-benar berbahaya. Jauh dari itu! Ada beberapa yang memang memiliki pengaruh positif yang jelas pada kesehatan kita, tetapi dalam artikel ini kami fokus pada dua produk populer yang disebut Superfood. Setelah penelitian, ternyata mereka tidak selalu se-sehat yang diklaim produsen, atau sifat kesehatan mereka sulit untuk diverifikasi.

Minyak Kelapa

Banyak dari kita terpengaruh oleh pesan pemasaran yang terkait dan minyak yang tidak dimurnikan menjadi sangat populer. Produk yang luar biasa, alternatif untuk minyak lain, dan efek menakjubkan dalam menurunkan kadar kolesterol. Kedengarannya familiar? Sayangnya, itu sama sekali tidak benar dan bahkan bisa menimbulkan efek sebaliknya. Menurut American Heart Association (AHA), pada tahun 2017 hampir 72% warga Amerika Serikat yang disurvei menganggap minyak ini memiliki efek positif pada kesehatan. Namun, hanya 37% dari para ahli gizi yang setuju, yang menunjukkan betapa efektifnya pemasaran dan iklan saat ini.

Setelah minat terhadap minyak kelapa meningkat, semakin banyak penelitian tentang sifatnya yang menguntungkan dan juga potensi negatifnya. Penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa mengandung hingga 90% asam lemak jenuh, meskipun merupakan minyak nabati. Dengan demikian, minyak ini sama tidak sehatnya dengan lemak babi, tetapi juga ditemukan bahwa struktur lemak jenuh dalam minyak ini berbeda dari lemak hewani biasa. Ini bisa berarti bahwa minyak ini tidak meningkatkan kadar LDL sebanyak lemak babi yang disebutkan tadi, tetapi tetap berpotensi menyebabkan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Minyak kelapa juga mengandung asam lemak rantai menengah. Keistimewaannya adalah diserap di usus dan langsung masuk ke aliran darah, khususnya ke sirkulasi vena porta. Mereka dapat memiliki efek terapeutik terutama pada pasien dengan gangguan penyerapan dan beberapa penyakit neurologis. Selain itu, lemak ini pertama-tama digunakan untuk proses energi. Namun, tidak hanya efek positif yang dapat dikaitkan dengannya karena juga mengandung lemak rantai menengah lainnya. Institut juga menunjukkan bahwa minyak ini, berbeda dengan minyak nabati lain, hanya sedikit meningkatkan kadar "kolesterol baik", yaitu fraksi HDL. Tidak dapat disangkal bahwa minyak kelapa memang dapat memberikan efek positif pada kesehatan kita, tetapi tentu bukan produk tanpa kekurangan dan penelitian tentang dampaknya pada tubuh kita belum selesai.

Buah Goji

Produk lain dalam daftar kami yang efektivitasnya sering dilebih-lebihkan. Buah Goji tumbuh pada semak yang disebut wolfberry dan buahnya telah digunakan selama berabad-abad dalam masakan Cina dan pengobatan tradisional Cina. Di Eropa, juga dikenal sebagai Belladonna Cina.

Buah ini dipromosikan sebagai obat untuk berbagai penyakit dan sebagai eliksir awet muda. Dosis harian yang direkomendasikan untuk manfaat kesehatan buah Goji adalah 10 hingga 20 gram buah kering.

Mereka diklaim membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sirkulasi dan fungsi jantung, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menetralkan radikal bebas. Selain itu, mereka direkomendasikan untuk insomnia dan masalah tekanan darah tinggi. Akui saja, kedengarannya memang hebat?

Penelitian tentang Buah Goji

Penelitian tentang buah Goji sebagian besar berasal dari Cina dan terutama berfokus pada efek antioksidan buah ini. Di luar studi tersebut, sangat sulit menemukan penelitian dari wilayah geografis lain. Oleh karena itu, sulit mendapatkan informasi yang dapat diandalkan tentang nilai gizi dan zat aktifnya. Ada sumber yang melaporkan kandungan Vitamin C dalam 100 g buah berkisar antara 30-140 mg, sedangkan dibandingkan dengan kismis lokal kita adalah 177 mg/100 g. Jadi ini bukan hasil yang hebat, dan saya ingat bahwa buah ini terutama disebut "Superfood" karena kandungan antioksidannya yang tinggi.

Komponen lain dari Goji yang bertanggung jawab atas sifat kesehatannya adalah kompleks sakarida. Ini termasuk zat seperti arabinosa, xilosa, dan glukosa. Penelitian menunjukkan bahwa kompleks polisakarida dalam buah Goji memiliki efek multidireksional pada tubuh manusia. Efeknya digambarkan sebagai menguntungkan bagi kesehatan.

Karena buah Goji belum sepenuhnya diteliti dan meskipun mengandung zat yang menguntungkan kesehatan, juga mengandung zat dengan efek yang tidak diinginkan. Selain teori yang memuji buah Goji, akhir-akhir ini muncul juga pendapat tentang dampak berbahaya bagi kesehatan kita. Jumlah dalam makanan tidak boleh berlebihan karena ada laporan tentang gangguan lambung dan diare setelah konsumsi berlebihan.

Di sini terlihat inkonsistensi, karena di satu sisi tidak banyak studi yang dapat diandalkan tentang manfaat kesehatannya dan di sisi lain tentang bahayanya. Salah satu yang paling dapat dipercaya adalah penelitian ilmuwan Jerman di Institut Penilaian Risiko di Stuttgart. Mereka menunjukkan bahwa buah ini termasuk buah yang paling banyak terkontaminasi pestisida. Setelah memeriksa semua sampel, tidak ada satu pun yang melebihi jumlah Acetamiprid, yang digunakan sebagai pestisida. Namun, kandungannya tidak cukup tinggi untuk menimbulkan risiko kesehatan langsung.

Penemuan menarik lainnya adalah tentang buah yang ditanam secara organik dan biologis. Dua dari tujuh sampel yang diperiksa mengandung buah tersebut, tetapi semua melebihi standar pestisida.

Kontraindikasi

Namun, buah Goji bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi oleh orang yang mengonsumsi obat tertentu. Ini adalah pengencer darah, yaitu antikoagulan. Para ilmuwan menduga bahwa buah Goji menghambat penyerapan obat ini, yang menyebabkan penumpukan zat aktif yang berbahaya dalam tubuh dan meningkatkan risiko perdarahan. Orang yang mengonsumsi obat tersebut sebaiknya tidak makan buah Goji dalam bentuk apa pun – baik kering, jus Goji, selai, maupun suplemen makanan.

Kesimpulannya, semakin banyak produk yang disebut "Superfood". Seringkali ini adalah tren, kadang-kadang strategi pemasaran, dan dalam kasus lain memang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan kita. Selalu berhati-hatilah saat menggunakannya dan periksa potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan.